Djarum Badminton - Muda, santun dan berbakat. Mungkin tiga kata itu
cocok untuk menggambarkan sosok Fitriani. Di usianya yang masih belia,
ia sudah menjadi sorotan berkat prestasinya di karpet hijau.
Berbagai gelar juara Sirkuit Nasional (Sirnas) telah ia kantongi sejak
2009. Ia pun pernah menjadi juara 3 Singapore International Challenge
U-17 saat berusia 14 tahun.
"Waktu itu kuota pemain di U-15 udah penuh. Jadi saya didaftarkan ke
U-17. Itu jadi pengalaman bertanding paling mengesankan karena baru
pertama kali ketemu pemain-pemain luar negeri," tuturnya.
Di
Djarum Sirnas Kalimantan Open 2013 ini, ia baru saja naik tingkat dari
kelas remaja ke taruna. Tak tanggung-tanggung, gelar juara langsung ia
raih.
Fitriani memulai karir bulutangkisnya sejak usia enam
tahun. Gadis kelahiran Garut, 27 Desember 1998 ini melihat kakaknya yang
sedang berlatih dan langsung jatuh cinta pada olahraga tepuk bulu ini.
Fitriani kemudian dimasukkan orang tuanya ke salah satu klub
bulutangkis di Serang. Namun, karena biaya yang dikeluarkan dirasa cukup
besar, akhirnya Fitriani ditarik dan dilatih oleh ayahnya sendiri.
"Bapak ngajarin saya teknik-teknik dasar bulutangkis," ujarnya.
Salah satu rekan ayahnya yang melihat potensinya kemudian menawarkan
Fitriani untuk bermain di PB Ganesha. Dari situ ia mulai dikirim ke
ajang Sirnas. Hingga akhirnya pada pertengahan 2011, ia diajak bergabung
oleh PB Exist yang dibina Marleve Mainaky.
Meskipun harus
berlatih enam hari seminggu, namun ia tidak pernah mengeluh.
Kecintaannya terhadap bulutangkis membuatnya suka cita menjalani jadwal
latihan yang padat.
"Latihannya dari senin sampe jumat full, pagi sama sore. Kalau Sabtu setengah hari. Tapi boleh latihan tambahan," paparnya.
Rajin dan disiplin dalam berlatih diakuinya sebagai jalan yang harus ia
tempuh untuk meraih kesuksesan. Disamping itu, doa restu dari kedua
orang tua juga sangat penting. Fitriani yang mengidolakan Susi Susanti
ini ingin mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
"Kalau Allah ngizinin, saya mau jadi juara dunia dan bikin bangga Indonesia serta kedua orang tua saya," ucapnya.
Fitriani juga dikenal sebagai sosok yang santun dan murah senyum. Ia
tidak segan-segan menyapa dan memberikan salam kepada orang yang lebih
tua. Salah satu pesan orang tuanya selalu terpatri dalam ingatannya.
"Orang tua saya selalu berpesan untuk jangan sombong. Apalagi kalau
sudah sukses. Seperti ilmu padi, makin tinggi makin merunduk,"
pungkasnya.
Djarum Badminton - Muda, santun dan berbakat. Mungkin tiga kata itu cocok untuk menggambarkan sosok Fitriani. Di usianya yang masih belia, ia sudah menjadi sorotan berkat prestasinya di karpet hijau.
Berbagai gelar juara Sirkuit Nasional (Sirnas) telah ia kantongi sejak 2009. Ia pun pernah menjadi juara 3 Singapore International Challenge U-17 saat berusia 14 tahun.
"Waktu itu kuota pemain di U-15 udah penuh. Jadi saya didaftarkan ke U-17. Itu jadi pengalaman bertanding paling mengesankan karena baru pertama kali ketemu pemain-pemain luar negeri," tuturnya.
Di Djarum Sirnas Kalimantan Open 2013 ini, ia baru saja naik tingkat dari kelas remaja ke taruna. Tak tanggung-tanggung, gelar juara langsung ia raih.
Fitriani memulai karir bulutangkisnya sejak usia enam tahun. Gadis kelahiran Garut, 27 Desember 1998 ini melihat kakaknya yang sedang berlatih dan langsung jatuh cinta pada olahraga tepuk bulu ini.
Fitriani kemudian dimasukkan orang tuanya ke salah satu klub bulutangkis di Serang. Namun, karena biaya yang dikeluarkan dirasa cukup besar, akhirnya Fitriani ditarik dan dilatih oleh ayahnya sendiri.
"Bapak ngajarin saya teknik-teknik dasar bulutangkis," ujarnya.
Salah satu rekan ayahnya yang melihat potensinya kemudian menawarkan Fitriani untuk bermain di PB Ganesha. Dari situ ia mulai dikirim ke ajang Sirnas. Hingga akhirnya pada pertengahan 2011, ia diajak bergabung oleh PB Exist yang dibina Marleve Mainaky.
Meskipun harus berlatih enam hari seminggu, namun ia tidak pernah mengeluh. Kecintaannya terhadap bulutangkis membuatnya suka cita menjalani jadwal latihan yang padat.
"Latihannya dari senin sampe jumat full, pagi sama sore. Kalau Sabtu setengah hari. Tapi boleh latihan tambahan," paparnya.
Rajin dan disiplin dalam berlatih diakuinya sebagai jalan yang harus ia tempuh untuk meraih kesuksesan. Disamping itu, doa restu dari kedua orang tua juga sangat penting. Fitriani yang mengidolakan Susi Susanti ini ingin mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
"Kalau Allah ngizinin, saya mau jadi juara dunia dan bikin bangga Indonesia serta kedua orang tua saya," ucapnya.
Fitriani juga dikenal sebagai sosok yang santun dan murah senyum. Ia tidak segan-segan menyapa dan memberikan salam kepada orang yang lebih tua. Salah satu pesan orang tuanya selalu terpatri dalam ingatannya.
"Orang tua saya selalu berpesan untuk jangan sombong. Apalagi kalau sudah sukses. Seperti ilmu padi, makin tinggi makin merunduk," pungkasnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar