Yahya bin Zakaria adalah Nabi Islam yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu sebanyak 4 kali. Diyakini bahawa Yahya hidup selama 30 tahun dari 1 SM – 31 SM. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 28 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Nabi Yahya wafat di Damaskus Syiria.
Allah SWT berfirman:
“Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: ‘Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): ‘Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” (QS. Ali ‘Imran: 38-39)
“Hai Yahya, ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong dan durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia diiahirkan, dan pada hari itu ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan kembali.” (QS. Maryam: 12-15)
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam: 7)
Inilah Yahya seorang Nabi yang Allah
SWT bersaksi bahwa sebelumnya tak seorang pun yang serupa dengannya.
Yaitu seorang Nabi yang Allah SWT berkata tentangnya:
“Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami.” (QS. Maryam: 13)
Sebagaimana Khidir diberi ilmu dari
sisi Allah SWT, maka Yahya diberi rasa cinta dari sisi Allah SWT.
Al-Hanan ialah ilmu yang luas yang terkandung di dalamnya sesuatu
kecintaan yang dalam terhadap makhluk dan alam. Hanan ialah salah satu
dari tingat cinta vang bersumber dari ilmu. Yahya adalah seorang Nabi
yang menjadi cermin dari ibadah, zuhud, dan cinta. Nabi Yahya
mengungkapkan cinta kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh manusia,
burung-burung, binatang buas, bahkan gurun dan gunung. Darah Nabi Yahya
tertumpah ketika beliau berusaha mempertahankan kebenaran yang
disampaikannya di istana raja yang lalim. Peristiwa tragis itu berkaitan
dengan seorang penari pelacur. Para ulama banyak menyebutkan keutamaan
Yahya. Yahya hidup sezaman dengan Nabi Isa dan termasuk kerabat dekatnya
dari sisi ibu (anak bibinya).
Ada hadis yang meriwayatkan bahwa
Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu hari. Lalu Isa berkata kepada
Yahya, mintakanlah ampun bagiku wahai Yahya. Sesungguhnya engkau lebih
baik daripada aku. Yahya berkata: “Mintakanlah ampun bagiku wahai Isa
karena engkau lebih baik daripada aku.” Isa berkata: “Tidak, engkaulah
yang lebih baik daripada aku. Engkau mengucapkan salam kepadaku
sedangkan Allah SWT mengucapkan salam kepadamu.” Kisah tersebut
menunjukkan keutamaan Yahya ketika Allah S”WT menyampaikan salam
kepadanya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia mati, dan pada hari ia
dibangkitkan kembali dalam keadaan hidup. Diriwayatkan bahwa Rasulullah
saw pernah pergi dan menemui para sahabatnya. Pada suatu hari, beliau
mendapau mereka sedang menyebut-nyebut keutamaan para nabi. Ada yang
mengatakan, Musa kalimullah (seorang nabi yang diajak bicara oleh Allah
SWT). Ada yang mengatakan, Isa ruhullah (tiupan ruh Allah SWT). Dan ada
juga yang mengatakan, Ibrahim khalilullah (seorang kekasih Allah SWT).
Demikianlah para sahabat berbicara tentang para nabi lalu Rasulullah saw menemui mereka. Ketika Rasul saw
mendapati mereka tidak menyebut nama
Yahya, beliau berkata: “Di manakah putra seorang syahid yang mendapatkan
banyak penderitaan, yang memakan pohon karena takut dosa, di manakah
Yahya bin Zakaria.”
Sementara itu, datanglah musim semi di
Palestina dan bumi tampak semakin menghijau dan langit semakin terang.
Bulan dengan cahayanya menembus puncak-puncak pohon dan kebun.
Bunga-bunga mawar dan jeruk semakin berkembang dan baunya tersebar ke
udara. Dan burung-burung yang sedang berterbangan tampak bernyanyi dan
melantunkan lagu-lagu kegembiraan di tengah-tengah suasana yang ceria
dan penuh keindahan.
Kemudian lahirlah Yahya. Kelahiran
Yahya dipenuhi banyak mukjizat. Beliau lahir pada saat ayahnya Zakaria
berusia lanjut sehingga tampak seakan-akan ia putus asa karena tidak
akan mempunyai keturunan. Beliau lahir melalui doa yang suci yang
bersumber dari hati Nabi Zakaria yang suci dan tulus. Nabi Yahya lahir
di tengah-tengah masa yang dipenuhi dengan puncak kesucian sebagaimana
juga dihiasi dengan puncak kelaliman. Maryam adalah simbol puncak
kesucian di zamannya. Mihrabnya penuh dengan bau yang harum yang
memancarkan kalimat-kalimat salat yang terus menerus dan zikir yang
bersumber dari hati yang suci. Mesjid tampak dipenuhi dengan gelombang
orang-orang yang salat dan orang-orang mukmin yang berzikir. Namun nun
jauh di sana kelaliman tetap membunyikan genderangnya.
Yahya dilahirkan dan masa kecilnya
tidak seperti lazimnya masa yang dilalui oleh anak-anak. Umumnya
anak-anak saat itu bermain hal-hal yang tidak berguna, sedangkan Yahya
tampak serius sejak beliau kecil. Anak-anak kecil saat itu merasa senang
dan terhibur ketika mereka menyiksa binatang, sementara Yahya justru
memberi makan bintang-binatang dan burung dari makanannya sebagai bentuk
belas kasihan darinya, bahkan terkadang Yahya sendiri makan dari
daun-daun pohon atau buahnya. Ketika beliau menginjak usia dewasa, maka
cahaya wajahnya semakin bersinar dan hatinya penuh dengan hikmah dan
cinta kepada Allah SWT serta kedamaian. Yahya adalah seseorang yang
menyukai membaca sejak usia dini. Beliau rajin membaca dan menggali
ilmu. Ketika beliau masih kecil, Allah SWT memanggilnya: “Hai Yahya,
ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan
kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak.”
Yahya mendapatkan perintah—saat beliau
masih kecil—untuk mengambil Kitab dengan kekuatan. Yakni, hendaklah ia
belajar kitab dengan penuh ketelitian, Yaitu kitab syariat. Allah SWT
memberinya kemampuan untuk mengetahui syariat dan memutuskan perkara
manusia saat beliau masih kecil. Yahya adalah orang yang paling alim di
zamannya dan paling banyak menerima hikmah. Beliau mempelajari syariat
secara sempurna. Oleh karena itu, Allah SWT memberinya kekuasaan saat
beliau masih kecil. Beliau mampu menyelesaikan persoalan di antara
manusia dan menjelaskan mereka rahasia-rahasia agama, bahkan beliau
mengenalkan merekajalan kebenaran dan mengingatkan mereka dari jalan
kesalahan atau kebatilan. Kemudian Yahya semakin dewasa dan ilmunya
makin bertambah serta kasih sayangnya pun makin meningkat, baik kepada
kedua orang tuanya maupun kepada binatang. Kasih sayang Nabi Yahya
meliputi segala sesuatu.
Beliau mengajak manusia untuk
bertaubat dari dosa mereka; beliau memandikan mereka di sungai Jordania
agar mereka menyucikan diri mereka dengan taubat; beliau mengajak mereka
untuk menyembah Allah SWT. Di sana tidak terdapat seseorang yang ridak.
suka kepada Yahya atau menginginkan keburukan baginya. Yahya adalah
seseorang yang sangat dicintai oleh masyarakatnya karena ia memang
seorang yang penyayang, seorang yang bertakwa, seorang yang alim, dan
seorang yang berbudi mulia. Beliau keluar dan pergi ke gunung dan kebun
bahkan gurun dan tinggal di dalamnya selama berbulan-bulan untuk
menyembah Allah SWT dan menangis di hadapan-Nya serta salat. Beliau
merasakan kedamaian di daratan, bahkan beliau tidak memperhatikan
makanannya. Beliau makan dari daun-daun pohon dan minum dari air sungai.
Bahkan beliau makan belalang dan juga rumput. Beliau tidur di gua mana
pun yang ditemuinya di gunung dan lubang mana pun yang didapatinya di
bumi.
Terkadang beliau masuk di suatu gua
gunung lalu beliau menemukan binatang buas di dalamnya seperti serigala
atau singa namun karena kesibukannya dan konsentrasinya saat berzikir
kepada Allah SWT dan salat sehingga beliau tidak lagi memperhatikan
serigala atau singa. Serigala dan singa itu melihat Nabi Yahya lalu
mereka mengetahui bahwa ini adalah seorang Nabi Allah SWT yang sangat
berbelas kasih kepada binatang, maka binatang-binatang buas itu
menundukkan kepalanya dan meninggalkan tempat itu dengan tenang sehingga
Nabi Yahya tidak mendengar suara mereka.
Pada kesempatan yang lain, Nabi Yahya
memberi makan binatang-binatang buas dengan penuh kasih sayang. Bahkan
beliau tidak makan di malam harinya karena makanannya diberikan kepada
binatang-binatang itu. Beliau merasa puas saat menjadikan salat dan
zikir sebagai makanan dari hatinya sebelum beliau memberi makanan pada
tubuhnya. Beliau makan dari daun-daun pohon. Beliau bermalam atau
bergadang dalam keadaan air matanya berlinangan saat berzikir kepada
Allah SWT dan tenggelam dalam lautan cinta dan bersyukur kepada-Nya.
Ketika Nabi Yahya berdiri di depan manusia untuk mengajak mereka
menyembah Allah SWT, maka beliau mampu membuat mereka menangis karena
cinta dan khusuk. Beliau mampu mempengaruhi hati mereka dengan kebenaran
yang dibawanya dan beliau menampakkan bahwa beliau memang dekat dengan
Allah SWT.
Pada suatu hari, Nabi Yahya keluar
menemui manusia. Mesjid tampak ramai dipenuhi orang-orang. Nabi Yahya
berdiri dan beliau mulai berbicara: “Sesungguhnya Allah SWT
memerintahkan aku untuk menyampaikan kalimat-kalimat yang telah aku
kerjakan dan aku telah memerintahkan kalian untuk juga mengerjakannya.
Hendaklah kalian menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya.
Barangsiapa yang menyekutukan Allah SWT dan menyembah selain-Nya, maka
ia seperti seorang budak yang dibeli oleh majikannya lalu ia bekerja dan
memberikan tenaganya kepada tuan selain tuannya. Siapakah di antara
kalian yang ingin memiliki budak seperti itu. Dan aku memerintahkan
kalian untuk melaksanakan salat. Sesungguhnya Allah SWT melihat
hamba-Nya saat ia salat. Oleh karena itu, jika kalian salat, maka
hendaklah kalian berusaha untuk khusuk. Aku pun memerintahkan kalian
untuk berpuasa, maka siapa yang melakukan demikian, maka ia seperti
seseorang lelaki yang mempunyai bingkisan dari misik yang baunya harum.
Setiap lelaki ini berjalan, maka akan terpancarlah bau harum misik
darinya. Aku pun memerintahkan kalian agar banyak melakukan zikir kepada
Allah SWT, maka orang seperti itu seperti seorang lelaki yang
dicari-cari oleh musuhnya lalu ia segera berlindung dalam benteng yang
kuat. Dan benteng yang paling kuat adalah zikrullah dan tiada
keselamatan tanpa benteng itu.”
Nabi Yahya mengakhiri nasihatnya lalu
ia turun dari mimbar dan kembali ke gurun. Di gurun itu hanya terdapat
pasir yang berterbangan dan tiada suara lain selain suara angin dan
napas pohon serta suara kaki-kaki binatang buas dan gerakan batu-batu
gunung. Di sanalah Yahya berdiri di tengah-tengah kesunyian ini. Beliau
melaksanakan salat dan menangis.
Kemudian terjadilah pergulatan hebat
antara Nabi Yahya dan pemerintah yang berkuasa. Salah seorang penguasa
di zaman itu adalah seorang yang lalim dan sempit akalnya. Kerusakan
tersebar di istananya. Ia mendengar berita tentang Yahya. Ia heran
karena banyaknya manusia yang memberikan penghargaan dan penghormatan
yang luar biasa kepada Yahya sedangkan ia sebagai seorang raja tidak
mendapatkan penghormatan yang demikian besar.
Raja tersebut ingin memperkosa istri
saudaranya di mana ia mempunyai anak perempuan yang memiliki kecantikan
yang terkenal. Dalam cerita disebutkan bahwa anak perempuan itu mampu
melakukan tarian yang mengagumkan sambil memakai tujuh helai baju.
Setiap ia menari, maka terlepaslah setiap baju yang dipakainya dan pada
tarian yang terakhir, ia tampak dalam keadaan telanjang.
Raja bertanya kepada Yahya, apakah ia
boleh menikahi istri saudaranya. Yahya menjawab, itu tidak
diperbolehkan. Raja tetap berbicara kepada Yahya dan mendesak kepadanya
agar membolehkannya menikah dengan wanita yang disukainya itu, dan
hendaklah Yahya mencari solusi atau fatwa yang sangat memuaskannya.
Namun Yahya menolak keras untuk memenuhi permintaan raja itu. Kemudian
Yahya pun meninggalkannya. Akhirnya, raja tampak marah kepada Yahya dan
memerintahkan agar Yahya dipenjara. Kemudian raja itu pun memperkosa
istri saudaranya. Anak perempuan wanita itu yang suka menari telah
melihat Yahya saat ia berbicara dengan raja. Anak perempuan itu sangat
tertarik akan ketampanan Yahya dan keagungan kepribadiannya.
Ringkasnya, wanita yang ahli menari
itu pun merasa jatuh cinta kepada Yahya. Ia pergi menemui Yahya di
penjaranya dan ia melihat Yahya dalam keadaan duduk salat dan menangis.
Wanita itu terus mengawasi Yahya saat beliau salat sampai selesai. Lalu
ia meletakkan dirinya di bawah kaki Yahya dan memintanya agar
mencintainya sebagaimana ia mencintai Yahya. Yahya menjawab bahwa di
dalam hatinya tidak ada cinta lain selain cinta kepada Allah SWT. Wanita
itu pun bangkit dari tempatnya dalam keadaan putus asa. Ia meninggalkan
Yahya dalam keadaan hatinya dipenuhi kebencian padanya. Ia kembali ke
istana raja.
Waktu Isya telah berakhir. Raja mulai
meminum minuman kesukaannya, yaitu khamr. Wanita itu memberikan minum
kepada raja. Saking banyaknya raja minum, sampai-sampai raja merasa
bahwa kepalanya seperti balon besar dan ia sebentar lagi akan terbang.
Di sanalah wanita penari itu segera memakai pakaian tarian dan kembali
kepada raja. Raja melihatnya dan ia merasa kepalanya bertambah besar dan
wanita itu mulai menari. Lalu dipukullah rebana dan berbagai alat musik
sehingga wanita itu tampak menari dan menikmati tariannya. Pada tarian
ketujuh ia berhenti lalu membuka wajahnya sambil berkata kepada raja:
“Wahai tuanku, aku ingin bertanya sedikit kepadamu.” Raja yang sedang
mabuk itu berkata: “Segala sesuatu yang engkau inginkan akan kuberikan
kepadamu sekarang juga.” Wanita itu berkata: “Aku menginginkan kepala
Yahya bin Zakaria.”
Mendengar perkataan itu, raja segera
sadar dari mabuknya lalu ia merasakan ketakutan. Ia berkata kepadanya:
“Mintalah kepadaku yang lain saja.” Wanita itu berkata: “Aku
menginginkan darah Yahya bin Zakaria.” Wanita ini adalah simbol
keburukan. Raja berkata sambil minum minuman keras yang keempat kalinya
setelah empat puluh kali: “Bunuhlah Yahya!” Akhirnya, pemimpin pasukan
raja mengeluarkan perintah kepada anak buahnya untuk menghabisi Yahya.
Kemudian Yahya menemui ajalnya secara tragis dan meneguk madu syahadah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar