Selamat Datang di Blog Saya,,Enjoy with my blog ... And Semoga BERMANFAAT !!

Senin, 16 Juli 2012

Mereka yang Berjuang

KOMPAS.com - Melintasi pulau, menyebrangi lautan, berjam-jam di atas sepeda motor mereka jalani dengan tekad yang kuat. Pengorbanan, disiplin, dan kerja keras bagian dari proses mereka untuk lolos audisi.
Lebih dari 1000 atlet pemula bulutangkis berebut tiket untuk mendapatkan Djarum Beasiswa Bulutangkis yang berlangsung di GOR PB Djarum. Kudus, Jawa Tengah 6-8 Juli 2012.
Para atlet pemula yang lolos seleksi akan menjadi penghuni asrama atlet PB Djarum. Tidak hanya berlatih, mereka akan menjadi skuad PB Djarum dan dikirim ke berbagai kejuaraan nasional, regional, dan internasional.
Bella Pratiwi (12) atlet pemula asal Lahat, Sumatera Selatan ini sudah bermain bulutangkis sejak kelas satu SD. Bella sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan, salah satunya Pusri Open di Palembang.
Bella berangkat ke Kudus dengan biaya pribadi. Dia berangkat bersama rombongan klubnya PB Tanjung, Palembang. Dia dikenakan biaya Rp 2.300.00 oleh pelatihnya untuk ongkos perjalanan dan biaya sehari-hari. Menggunakan mobil dari Palembang, Bella bersama teman-temannya menempuh jalan darat dua hari dua malam sampai ke Kudus.
Berbeda dengan Bella, Abrar Karim (15) asal Pekanbaru, Riau berangkat menggunakan pesawat terbang seorang diri. Penggemar Hayom Rumbaka ini berangkat ke Kudus dibiayai oleh teman ayahnya.
"Tujuan saya mengikuti audisi ini supaya dapat menjadi atlet bulutangkis nasional yang bisa bersaing di ajang internasional," ungkap Abrar.
Prestasi yang pernah diraihnya adalah juara dua kompetisi Bank Riau. ketika ditanya jika dia tidak lolos seleksi ini dia menjawab, "Enggak akan patah semangat, saya akan tetap berusaha dan berlatih untuk mengikuti audisi di tempat lain."
Perjuangan berat dilakukan oleh Imam Sugiono (34). Pria asal Surabaya ini menempuh jalan darat menggunakan sepeda motor selama 6 jam untuk mengantarkan anaknya Faiq Alulwan (12) mengikuti audisi.
Berbeda dengan peserta lain yang menginap di hotel, Imam bersama anaknya menyewa kos-kosan di dekat GOR PB Djarum. "Paket hemat mas," ujar Imam sambil tersenyum.
Ada lagi kisah yang cukup mengharukan dari Salmiatun Haerani (11). Gadis kelahiran Lombok Timur ini pernah tidak naik kelas karena pada saat ujian sekolah berlangsung dia memilih untuk mengikuti turnamen di Bali. sekolahnya tidak memberikan dispensasi untuk Salmi mengikuti ujian susulan.
Dari tiga orang perwakilan dari NTB, Salmi satu-satunya perempuan yang mengkuti audisi. Dengan biaya pribadi Salmi berangkat ke Kudus untuk mengikuti audisi.
Juara tiga Sirnas Bali tahun 2011 ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap regenerasi atlet bulutangkis yang ada di NTB, "Kompetisi di NTB sedikit sekali, hanya dua kali dalam setahun, jadi pengalamannya juga sedikit," ungkap Salmi usai bertanding.
Perjuangan, pengorbanan, dan kerja keras mereka patut dihargai. Dengan berbekal tekad dan kemauan yang tinggi mereka menjalani proses audisi dengan penuh semangat.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar